Desi Oktoriana

Menyukai tulis-menulis sejak di bangku SD. Namun, baru beberapa tahun terakhir dikembangkan lebih jauh. Saat ini menetap di Bandung berprofesi sebagai gu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Saat Pensiun, Kecemasan atau Kebahagiaan?
Mamat Rakhmat, S.Pd (Mengawasi acara pembisaan literasi setiap Hari Kamis).

Saat Pensiun, Kecemasan atau Kebahagiaan?

Menjelang masa pensiun bagi sebagian orang adalah masa yang cukup menegangkan. Bagaimana tidak? Setelah berpuluh tahun lamanya mengabdi menjadi guru atau tenaga kependidikan di sekolah pasti ada banyak kebiasaan yang harus ditinggalkan.

Bagi guru yang memasuki usia enam puluh tahun, masa pensiun disikapi beragam. Ada yang merasa bahagia karena merasa sudah paripurna mengajar dengan segenap kemampuan, ada pula yang berduka karena harus melepaskan pekerjaan yang sangat dicintai. Banyak juga guru yang menyambut masa pensiun dengan napas lega karena terbebas dari tuntutan pekerjaan yang tinggi.

Dari perbincangan singkat saya dengan beberapa guru yang akan memasuki masa pensiun, ternyata banyak hal yang bisa memicu kecemasan saat masa itu tiba.

Salah satunya menurut Bapak Mamat Rachmat, S.Pd guru PJOK yang telah bertugas di SDN 173 Neglasari selama 37 tahun, hal yang menakutkan adalah rasa bosan akan waktu luang yang panjang. Pada masa liburan sekolah yang hanya beberapa minggu saja kebosanan begitu terasa, apalagi bila dijalani bertahun-tahun hingga menghabiskan sisa usia.

Memang Saya belum pernah mendengar bahwa ada pensiunan guru yang terkena depresi berat hingga mengalami ganguan kejiwaan. Lain lagi yang dialami politikus dan profesi lain, jangankan pensiun ketika bekerja saja cukup banyak yang menjadi pasien rumah sakit jiwa (RSJ).

Jauh berbeda dengan yang dirasakan oleh rekan kerjanya, Bu Dewi Jumaeni, masa menjelang pensiun yang hanya tinggal tujuh bulan itu disambut gembira karena bisa konsentrasi mengurus cucu di rumah.

Bagi dirinya masa pensiun adalah waktunya mengabdi pada keluarga dan memperbanyak ibadah serta kegiatan sosial lainnya.

Sebagian guru lain sambil berkelakar mengatakan bahwa pensiunan adalah masa berkurangnya penghasilan karena otomatis gaji dan tunjangan yang diterima berkurang. Hal tersebut menjadi sumber kecemasan yang cukup signifikan selain adanya kemungkinan terkena post power syndrome atau dikenal sebagai sindrom pensiun. Bagaimana dengan perasaan Anda?

Untunglah beberapa pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak swasta serta Pemerintah Kabupaten dan Kota yang berada dilingkungan Dinas Pendidikan Jawa Barat bisa diikuti oleh para guru hingga saat pensiunan tiba, mereka bisa berwirausaha.

Pelatihan ini disambut antusias oleh guru-guru karena berdampak positif di masa mendatang. Selain menambah penghasilan juga mengurangi kecemasan bahwa banyak kegiatan berarti yang bisa dilakukan.

Dalam situs resmi Dinas Pendidikan Jawa Barat menyatakan bahwa guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) akan mengalami puncak pensiunan pada Tahun 2020 sekira 86.650 orang. Artinya banyak sekali guru yang akan pensiun dan hal tersebut menunjukkan pelatihan yang digelar akan lebih banyak lagi peminatnya.

Bukan hal yang mustahil kelak pelatihan-pelatihan yang bersifat mengedukasi para guru dan pensiunan di Disdik akan diselenggarakan secara lebih terprogram hingga masalah-masalah yang dialami para guru pensiunan bisa teratasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan yang sangat mengingatkan dan menginspirasi tentang pasca pensiun. Beberapa rekan juga sudah pensiun dengan ragam pilihan aktivitas yang dilakukan. Semoga para pegawai yang akan pensiun membaca tulisan bunda. Apakah melalui kegiatan pembekalan sebelum pensiun atau merencanakan pensiun sendiri. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah

08 Sep
Balas

Betul sekali Pak Mulya, intinya mempersiapkan diri untuk hal-hal yang mungkin saja terjadi... Saran yang terbaik justru datang dari komentar bapak lho! Terima kasih sudah menambahkan saran hingga tulisan ini menjadi lengkap. Salam.

08 Sep

Iya bunda, sama-sama

08 Sep

Wah, saya mah gak ada pensiunnya Bund. Maklum guru honorer. Tidak ngajar berarti tak ada gaji, hehehe. Sukses selalu dan barakallahu fiik

08 Sep
Balas

Bisa saja Bunda Vi ini... Hehehe... Guru Honorer adalah istimewa karena Saya yakin lebih berkah... Mengabdi melebihi yang dibayarkan akan diganjar dari rejeki yang dilimpahkan dari pintu mana saja yang diridhai-Nya...

08 Sep



search

New Post