Bagi Anda yang lahir tahun tujuh puluhan pasti mengenal buku yang mengangkat tokoh Budi. Buku tersebut adalah bacaan yang wajib bagi anak kelas satu sekolah dasar. Kata-kata ini Budi, ini ibu Budi dan ini Wati serta Wati kakak Budi adalah kata yang tertera dalam buku itu dan bisa jadi merupakan kenangan yang sukar dilupakan. Masih terbayang ramainya kelas saat secara serempak anak-anak mengeja bacaan yang sama dengan suara nyaring.

Saat ini kegiatan membaca lima belas menit sebelum pelajaran dimulai menjadi sebuah kegiatan yang diwajibkan di setiap sekolah oleh Menteri Pendidikan Anies Baswedan dan dicanangkan dalam gerakan literasi sekolah (GLS).

Dalam kegiatan GLS, anak sekolah diwajibkan untuk membaca berbagai cerita menarik selain buku pelajaran tanpa membaca keras-keras. Membaca senyap atau dikenal dengan membaca dalam hati ternyata bisa mempercepat kecepatan baca seseorang.

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan kecepatan transfer informasi yang tinggi, kebutuhan membaca cepat dengan tingkat pemahaman yang tinggi sangatlah diperlukan. Banyak kebiasaan-kebiasaan membaca yang harus ditinggalkan agar tidak menghambat kecepatan membaca Anda.

Kebiasaan buruk yang harus diperbaiki saat membaca antara lain; membaca bersuara atau melafalkan kata dengan nyaring, menunjuk jari pada bahan bacaan, menggerakkan bibir atau kepala mengikuti bacaan atau melihat kembali sebelumnya berulang kali dan melafalkan dalam batin serta pikiran kata-kata yang dibaca (subvokalisasi).

Agar kecepatan membaca kita meningkat, ada beberapa teknik yang bisa dipergunakan dalam latihan membaca. Teknik tersebut bisa meningkatkan kecepatan baca hingga beberapa ratus kata permenit atau kpm. Anak usia sekolah minimal dasar mampu membaca 200 kata permenit berbeda dengan mahasiswa yang dituntut mampu membaca lebih dari 325 kpm.

Dua teknik yang paling umum digunakan adalah teknik skimming dan scanning. Teknik skimming adalah membaca secara garis besar (sekilas) untuk mendapat gambaran umum isi buku setelah itu kemudian melacak informasi yang dibutuhkan secara lebih mendalam. Sedangkan teknik scanning adalah membaca dengan memindai bahan bacaan yang diperlukan saja. Seperti dalam sebuah buku, Anda hanya butuh informasi tentang satu hal maka bahan bacaan yang lain dilompati atau dilewati saja.

Penggunaan teknik di atas sangat tepat diterapkan apabila dalam waktu singkat Anda membutuhkan informasi yang banyak. Memerlukan latihan yang cukup agar terbiasa menggunakan teknik skimming dan scanning karena melibatkan juga kekuatan dan kelihaian mata, pikiran juga pernafasan. Saat ini banyak dibuka sekolah atau kursus baca kilat yang bisa menggandakan kemampuan membaca berkali lipat.

Siapa sih orang tercepat membaca? Dalam Guinnes World Records tercatat pada tahun 1969 seorang anak bernama Maria Teresa F. Calderon berusia 15 tahun mampu membaca satu halaman per detik dan memahaminya dengan baik. Sampai saat ini belum ada yang mampu memecahkan rekornya. Wow!

Akan tetapi untuk pekerjaan tertentu, membaca cepat memang dihindari misalnya seorang editor buku yang mengedit halaman sebuah buku atau korektor yang mengoreksi kalimat demi kalimat bahkan setiap hurufnya harus sesuai, dibaca satu persatu dengan sangat teliti agar tidak ada kesalahan ketik atau ejaan. (Desi Oktoriana/ dari berbagai sumber)

Draft Majalah Geliat Gemilang Edisi 1 (Agustus)

Oleh: Desi Oktoriana

Bandung, 21 Agustus 2019