Desi Oktoriana

Menyukai tulis-menulis sejak di bangku SD. Namun, baru beberapa tahun terakhir dikembangkan lebih jauh. Saat ini menetap di Bandung berprofesi sebagai gu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Que Sera Sera
Ilustrasi (Dokpri)

Que Sera Sera

Que Sera Sera*)

When I was just a little girl I asked my mother, what will I be Will I be pretty Will I be rich Here's what she said to me

Que será, será Whatever will be, will be The future's not ours to see Que será, será What will be, will be

Penggalan lagu dalam sebuah iklan di B Channel yang menayangkan beberapa anak bernyanyi disaksikan oleh ibu mereka, mendadak muncul saat Saya membaca tulisan paling akhir Pak Sugiono MP**) di Facebook dalam pelatihan menulis online bagian lima dengan judul Membaca, Menghitung, dan Menulis.

Saya berulang kali mengingat dan berpikir keras, apa kaitan antara penggalan lagu di atas dengan tulisan tersebut dengan membaca lengkap paparan beliau sebanyak tiga kali balikan, untuk menemukan makna inti apa yang hendak disampaikan.

Ternyata lagu di atas adalah jawaban yang paling tepat dari harapan seorang guru terhadap murid yang dibimbingnya, seorang ibu terhadap anak yang dicintainya. Setelah semua usaha dan segenap doa dipanjatkan. "Apa yang terjadi, terjadilah. Masa depan bukanlah urusan kami"

Dalam lagu Que Sera Sera yang ditulis oleh Jay Livingston dan Ray Evans (1956) terdapat pesan yang sangat menyentuh, sejalan dengan Quote terkenal Khalil Ghibran: "Your children are not your children. They are the sons and daughters of Life's longing for itself."

Betapapun keras usaha orangtua untuk menjadikan anak-anak sesuai dengan keinginannya, tetap saja masa depan mereka adalah milik mereka sendiri. Menemukan jati diri adalah tugas kehidupan manusia dan hasilnya adalah Rahasia-Nya. Puisi yang saya buat pada Bulan Agustus tahun lalu juga berkesesuaian dengan hal ini.

SEBAIT DOAKU Kau akan bersamaku beberapa waktu, nak Aku tak sedang melabuhkan ilmu padamu, mengajari banyak hal bagi hidupmu kelak atau bersama mengucap do'a terus menerus dalam teriakan penuh semangat tanpa hati yang mengerti.

Mendidikmu hanya mimpi dan cita-cita kami para guru.

Sesungguhnya aku seringkali merobek kertas putihmu, hingga tinta yang seharusnya menulisi jiwamu tak bisa terbaca, pikiranmu akhirnya hanya menjadi serpihan-serpihan kecil: matematika, bahasa, seni dan budaya. Terpisah tanpa makna.

Aku malu, Nak! Bila kau bilang: guruku sayang aku mendapat ilmu dari engkau. Nyatanya hanya kupindahkan lembaran-lembaran kertas di meja tulismu ke dalam benak lunak yang menyerap ilmu dari semesta dengan cara yang luar biasa. Aku merusaknya!

Nak, izinkan gurumu ini berterus terang. Tak ada ilmu yang telah kuajarkan, itu hanya kumpulan tulisan dan peryataan yang sudah tercetak lama sebelum kamu lahir. Aku juga menerima dari guruku, begitu juga guruku menerima dari gurunya. Mata rantai yang tak pernah diputus serta utuh melilit pikiran dari generasi ke generasi.

Hanya dalam selipan doa yang kupanjatkan untukmu; Semoga Allah membenahi kalbumu. Merekatkan serpihan pikiranmu, menjadikannya lembar kertas baru bertuliskan Tinta-Nya. Menakdirkan kamu untuk menjalani hidup penuh makna.

Membuatmu menyadari sebenar-benarnya penciptaan sebuah diri.

Itu saja.

Desi Oktoriana

Bandung, 26 Maret 2018

________________________ *) Judul Que Sera-Sera adalah salah satu dari lima judul yang ditulis untuk mengikuti pelatihan menulis online. Edisi 1 Bulan Maret 2018.

**) Sugiono MP, seorang penulis juga mantan wartawan senior yang pernah mendapatkan penghargaan Jurnalistik Adinegoro (Metropolitan, 1984) dan Penulis Pariwisata Terbaik di tahun yang sama. Saat ini beliau aktif mengadakan pelatihan menulis bagi penulis lama maupun baru secara daring dan luring.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ciri sejati seorang guru ada pada setiap komentar Pak Mulya. Motivasi dan terus memotivasi. Semoga semakin meningkat kemampuan guru-guru dalam menulis hingga bisa se-kreatif dan bernas seperti para pakar penulis di Gurusiana. Aamiin. Terima kasih atas dukungannya Pak. Salam.

25 Aug
Balas

Tulisan keren. Hasil belajar daring, profesi guru, dan puisi. Pesan yang ingin disampaikan adalah hakekat belajar fundamental. Bahwasanya anaklah sendiri yang akan menentukan mau menjadi apa mereka. Guru baiknya mengarahkan, membimbing, dan menginspirasi mereka, sehingga kelak merekalah yang mengeskekusinya sendiri. Semoga doa-doa dari para Guru allah kabulkan untuk semua kebaikan para siswa yang kita didik. Terima kasih atas tulisannya bunda. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah

25 Aug
Balas

Tugas kita hanya mengantarkan, mencoba membantu yang masih tertutup. Barakallah Ibu Desi

25 Aug
Balas



search

New Post